Selasa, 08 Juni 2010

Peranan Suku Bunga

Peranan Suku Bunga Bagi Perekonomian
KENAIKAN tingkat suku bunga di Indonesia selalu menjadi andalan untuk meredam gejolak fluktuasi dari kurs. Secara teori hal itu dapat dibenarkan, tetapi jika kenaikan mencapai batas psikologis akan memengaruhi sektor lain yang juga punya peranan penting dalam perekonomian suatu negara sebutlah sektor riil.
Lapangan pekerjaan pun akan semakin sempit karena minimnya perusahaan yang ingin melakukan ekspansi dan kredit macet akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat suku bunga. Naiknya suku bunga seperti Surat berharga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) serta merta akan diikuti perbankan nasional dan akan berdampak pada kenaikan biaya dana (cost of fund) dan ini mendorong perbankan menaikkan suku bunga kredit, hal ini tentu menjadi kontradiktif dengan fungsi intermediasi. Risiko lain yang harus ditanggung pemerintah jika kenaikan suku bunga yang tajam semakin meningkatnya beban bunga dalam hal ini kupon Surat Utang Negara (SUN) di mana nilai yang harus dibayar pemerintah selaku pemilik kepada investor akan semakin besar. Artinya, pasar keuangan itu sebenarnya saling interconnected dan mempunyai dampak vang bisa dikatakan multiplier ef -feet.
Sensitivitas kenaikan tingkat suku bunga akan berpengaruh pula terhadap IHSG artinya volatilitas pergerakan tingkat suku bunga akan berdampak signifikan terhadap perekonomian dalam batas-batas tertentu. IHSG merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat tingkat kepercayaan pasar terhadap perekonomian suatu negara, walaupun kita sadar IHSG masih merupakan penyumbang yang kecil terhadap tingkat PDU khususnya di Indonesia. Naiknya tingkat suku bunga akan menyebabkan beralihnya investor dari pasar modal ke produk perbankan atau sebaliknya.UMKM yang jelas-jelas merupakan para debitur bank menjadi objek yang sangat terimbas dengan adany;i kenaikan tingkat suku bunga, hal ini sangat dirasakan karena hal ini akan menaikkan probabilitas gagal bayar (default) dari UMKM dan tentu saja akan menghambat tingkat pertumbuhan kredit di Indonesia. Untuk itu perlu dipikirkan alternatif lain dari pembiayaan UMKM agar dapat menyumbang lebih signifikan pada pertumbuhan ekonomi 2010.
Dari uraian di atas, fungsi intermediasi perbankan masih mengalami hambatan dengan tingginya suku bunga, di samping faktor-faktor lain yang harus diperhitungkan risikonya antara lain fluktuasi kurs. Hal yang mendesak perlu |cniikiran alternatif pembiayaan terutama bagi sektor riil agar jangan tergantung 100 persen pada perbankan saja, I wm .ik alternatif pembiayaan yang dapat diberdayakan antara lain pembuatan skema pembiayaan UMKM melalui pasar fixed income dan pasar modal yang tentu saja harus jelas penjaminan atau enderiyiny asset yang digunakan dan aturan yang dibuat agar bisa meminimalisasi risiko gagalan bayar (default). Hal ini tentunya diharapkan dapat memelihara stabilitas sistem keuangan agar pertumbuhan ekonomi di tahun 2010 dapat tercapai. (Aldrin Herwany, Deputy Director of Research and External Affairs LMFE Unpad, Anggotu ISEI Komisariat Unpad. PhD. candidate from International Islamic University Malaysia
UMKM yang jelas-jelas merupakan para debitur bank menjadi objek yang sangat terimbas dengan adany;i kenaikan tingkat suku bunga, hal ini sangat dirasakan karena hal ini akan menaikkan probabilitas gagal bayar (default) dari UMKM dan tentu saja akan menghambat tingkat pertumbuhan kredit di Indonesia. Hal yang mendesak perlu |cniikiran alternatif pembiayaan terutama bagi sektor riil agar jangan tergantung 100 persen pada perbankan saja, I wm .ik alternatif pembiayaan yang dapat diberdayakan antara lain pembuatan skema pembiayaan UMKM melalui pasar fixed income dan pasar modal yang tentu saja harus jelas penjaminan atau enderiyiny asset yang digunakan dan aturan yang dibuat agar bisa meminimalisasi risiko gagalan bayar (default).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Askandar